Tampilkan postingan dengan label Elektro. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Elektro. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 Mei 2013

Komponen Elektronika Dioda Zener

Komponen Elektronika Dioda Zener

Komponen Elektronika Dioda Zener

 
Dalam rangkaian elektronika dioda zener berfungsi untuk menstabilkan tegangan DC (searah). Untuk tujuan tersebut dioda zener harus dipasang secara seri dengan sebuah resistor yang terhubung dengan sumber tegangan DC dengan cara terbalik (reverse bias). Output dari dioda zener yang diambil dari kaki anoda akan dibatasai sesuai dengan nilai yang tercantum pada fisik dioda zener.

Agar tegangan keluaran dari dioda zener stabil, minimal tegangan sumber harus lebih tinggi dari nilai (kode) yang tertera pada fisik dioda zener.

 Misalnya dioda zener dengan kode HZ 6c2 akan menghasilkan output stabil 6,2 Volt jika tegangan input lebih dari 6,2 Volt; Dioda zener dengan kode BZX85c22 akan menghasilkan output stabil 22 Volt jika tegangan input lebih dari 22 Volt.

Tegangan 6,2 Volt dan 22 Volt tersebut adalah tegangan break-down zener atau tegangan  zener, tegangan break-down ini dirancang pada di pabrik pembuatnya.



Dioda zener biasanya digunakan dalam sebuah rangkaian regulator DC. Di bawah ini adalah contoh sederhana regulator tegangan DC dengan Zener untuk menghasilkan tegangan +/- 6 Volt DC.


Keterangan:
1.    VAC : Tegangan Input AC 220-240 Volt dari PLN (Perusahaan Listrik Negara)
2.    S1 : Saklar penghubung
3.    F1 : Fuse Pengaman
4.    T1 : Transformer/ Trafo step-down dengan output 9 Volt AC
5.    C1 : Condensator 2200uF /25 Volt
6.    C2 : Condensator 10uF/25 Volt
7.    C3 : Condensator 100uF/ 12 Volt
8.    Tr1 : Transistor 2N3055
9.    R1 : Resistor 2K2 Ohm
10.    LED : LED Indikator
11.    R2 : Resistor 1 K Okm
12.    DZ1 : Dioda Zener 6,8 Volt

Minggu, 12 Mei 2013

Komponen Elektronika Condensator

Komponen Elektronika Condensator

Komponen Elektronika Condensator




Condensator atau biasa disebut kapasitor adalah komponen dasar elektronika yang berfungsi menyimpan muatan listrik selama waktu tertentu (fungsi lain akan dibahas nanti). Satuan Condensator adalah Farad yang diambil dari nama Michael Faraday. Besaran Farad ini pada kenyataannya terlalu besar sehingga digunakan prefix Pico Farad (pF), Nano Farad (nF), Micro Farad (µF), dan Mili Farad (mF). Notasi penulisan condensator pada skema elektronik adalah (C). Sumber foto: Miracle.

Berdasarkan kegunaanya condensator dibagi menjasi tiga jenis yaitu:

1.    Condensator Non-Polar
Condensator ini tidak memiliki kaki positif dan negatif (non-polar) sehingga cara pemasangan pada PCB dapat bolak-balik. Besar kapasitas condensator jenis ini mulai dari Pico Farad (pF) sampai dengan ratusan Nano Farad (nF). Nilai kapasitansinya tertulis dengan angka misalnya 203 (20.000 pF atau 20 nF atau 0,02 µF).
Berdasarkan bahan pembuatannya, condensator non-polar dibagai menjadi tiga yaitu:

o    Condensator Keramik


Condensator Keramik

 

Bentuk Fisik dan simbol condensator Keramik

o    Condensator Mika

Condensator Mika

 

Bentuk fisik dan simbol condensator Mika

o    Condensator Kertas

Condensator Kertas

 

Bentuk fisik dan simbol condensator kertas

Kode Warna Condensator Kertas (Sumber Foto : Wikipedia)

2.    Electrolytic Condensator (Elco) atau Condensator Bi-Polar
Condensator ini memiliki dua kutub kaki yang berbeda yaitu kutub negatif dan kutub positif (bi-polar) sehingga pemasangan pada PCB jangan sampai terbalik. Bentuk fisik condensator ini biasanya seperti tabung dan nilai kapasitasnya tertulis pada fisik bagian luar disertai tanda polaritas misalnya 470 µF 25V, 1.000 µF 50V, 220 µF 16V, dan sebagainya.
Bentuk fisik dan simbol condensator electrolytic (Elco)

3.    Variable Condensator (Varco)
Nilai kapasitas condensator ini dapat berubah-ubah (variable) secara manual atau menggunakan motor. Nilai kapasitasnya antara 100pF-500pF. Condensator ini biasanya digunakan untuk mengatur frekwensi gelombang suara pada system radio.
Bentuk fisik dan simbol Variable Condensator

Dalam prakteknya, komponen dasar condensator ini berperan penting dalam suatu sistem rangkaian elektronika baik sebagai filter, pengatur frekwensi, coupling, dan fungsi lain. Istilah indonesianya adalah kondensator atau kapasitor.


Komponen Elektronika Resistor

Komponen Elektronika Resistor 

                                     Komponen Elektronika Resistor 

 

 


Resistor atau tahanan adalah komponen dasar elektronika yang berfungsi menahan arus listrik. Resistor termasuk komponen pasif dengan satuan Ohm (simbol: Ω) diambil dari nama George Simon Ohm, biasanya digunakan prefix Kilo Ohm dan Mega Ohm.

Satuan Resistor dan cara penulisannya
1.    1R = 1 Ohm
2.    R33 = 0,33 Ohm
3.    2R2 = 2,2 Ohm
4.    1K = 1 Kilo Ohm (1.000 Ohm)
5.    1,5K = 1,5 Kilo Ohm (1.500 Ohm)
6.    1M = 1 Mega Ohm (1.000 K Ohm atau 1.000.000 Ohm)
7.    4K7 = 4,7 Kilo Ohm (4.700 Ohm)
8.    4M7 = 4,7 Mega Ohm
Simbol Resistor

Bentuk fisik Resistor

Sumber gambar dari Miracle


Kode Warna Resistor
Untuk mengetahui nilai resistor (Ohm) digunakan alat ukur Ohm Meter atau dengan cara melihat gelang-gelang warna (strips) pada fisik resistor yang umumnya terdiri dari 4 atau 5 warna. Nilai resistansi untuk daya besar pada umumnya tidak ditentukan dengan gelang warna tetapi dengan notasi yang ditulis langsung pada fisik resistor.

Warna-warna gelang resistor secara berurutan
1.    Hitam
2.    Coklat
3.    Merah
4.    Orange
5.    Kuning
6.    Hijau
7.    Biru
8.    Ungu
9.    Abu
10.    Putih
11.    Emas
12.    Perak
Penjelasan
1.    Resistor 4 warna
Warna kesatu dan kedua adalah nilai, warna ketiga adalah faktor pengali, warna keempat adalah toleransi (emas ± 5% dan perak ±10%)
2.    Resitor 5 warna
Warna kesatu, kedua, dan ketiga adalah nilai, warna keempat adalah faktor pengali, warna kelima adalah toleransi (coklat ± 1%; merah ± 2%; hijau ± 0,5%; biru ± 0,25; ungu ± 0,1%; abu 0,05%; emas ± 5%; perak ±10%)

Sumber : Electronic Express

Contoh:
Menentukan nilai resistor yang terdiri dari 4 warna
1.    Merah, merah, orange, emas : 22.000 Ohm (22K) ± 5%
2.    Kuning, ungu, merah, emas : 4.700 Ohm (4K7) ± 5%
3.    Colat, hitam, hitam, perak : 10 Ohm  ± 10%

Menentukan nilai resistor dengan software



Resistor Calculator
Stripe 1 :   
Stripe 2 :   
Stripe 3 (Multiplier) :   

Resistor Calculator

Program di atas dapat digunakan untuk membantu menentukan nilai resistansi tahanan 4 warna berdasarkan warna gelang (strip) kesatu, kedua, dan ketiga.
Your browser does not support iframes.



Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff

Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff 

                                     Hukum Oh

 

Untuk dapat memahami cara kerja sebuah rangkaian elektronika, terlebih dahulu harus mengerti teori-teori dasar elektronika termasuk pemahaman simbol komponen, karakteristik dan cara kerja komponen elektronika, notasi penulisan (kode singkatan), pemahaman arus, tahanan, tegangan, dan daya listrik.

Untuk memahami arus listrik, tahanan, dan tegangan, dapat kita analogikan pada sebuah sungai berbatu. Hulu atau mata air adalah sumber tegangan listrik, air yang mengalir adalah arus listrik, batu-batu yang menghalangi aliran air adalah tahanan, dan perbedaan ketinggian sumber air dan tempat tujuan air adalah besar tegangan atau beda potensial. Makin tinggi letak sumber air maka akan makin deras arus air yang mengalir, makin besar batu yang menghadang maka air yang mengalir akan makin sedikit.

1.    Pengertian Arus Listrik

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik akibat dari pergerakan elektron-elektron yang mengalir melalui suatu titik dalam rangkaian listrik tiap satuan waktu. Satuan arus listrik adalah Coulomb/detik atau Ampere. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahanan listrik adalah Ampere Meter (Clamp Ampere).
I = Q/t
I : Arus listrik dalam Ampere (A)
Q : Muatan listrik dalam Coulomb
t : Waktu dalam detik

2.    Pengertian Tahanan

Tahanan/ hambatan adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik  dengan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian itu. Satuan tahanan adalah Ohm. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahanan adalah Ohm Meter.

R = V / I
R : Tahanan dalam Ohm
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere

3.    Pengertian Tegangan

Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, makin tinggi perbedaan potensial maka akan makin besar tegangan listrik, demikian juga sebaliknya. Satuan tegangan listrik adalah Volt (V).Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah Volt Meter.
V = I x R
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere
R : Resistansi (hambatan) dalam Ohm

4.    Hukum Ohm

                                           Hukum Ohm

 

Besarnya arus listrik yang mengalir pada sebuah konduktor (penghantar) akan berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Jika sebuah benda penghantar mempunyai resistansi yang tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya, maka dalam kondisi ini berlaku hukum Ohm..

Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827 (Wikipedia)

V = I x R
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere
R : Tahanan (Resistansi) dalam Ohm

5.    Hukum Kirchoff


                                       Hukum Kirchoff


 

o    Suatu aliran arus listrik dalam rangkaian tertutup berlaku persamaan berikut: "Jumlah Aljabar dari hasil kali-hasil kali kekuatan arus dan tahanan di setiap bagian adalah sama dengan jumlah Aljabar dari gaya-gaya gerak listriknya".
o    Jika berbagai arus listrik bertepatan di suatu titik, maka jumlah Aljabar dari kekuatan arus-arus tersebut adalah 0 (nol) di titik pertepatan tadi.
o    Besar Arus listrik yang mengalir menuju titik percabangan sama dengan jumlah arus listrik yang keluar dari titik percabangan


E1 = V1 + V2 + V3
E1 - V1 - V2 -V3 = 0
E1 - (V1 + V2 + V3) = 0
E1 : Tegangan sumber dalam Volt (V)
V1, V2, V3 : Tegangan di masing-masik resistor



I = I1 + I2 + I3
I - I1 - I2 - I3 = 0
I - (I1 + I2 + I3) = 0
I : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere



Ia + Ib + Ic = I1 + I2 + I3
Ia + Ib + Ic -I - I1 - I2 - I3 = 0
Ia + Ib + Ic - (I1 + I2 + I3) = 0
Ia, Ib, Ic : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere



Rangkaian Dasar Listrik dan Elektronik

Rangkaian Dasar Listrik dan Elektronik



Untuk memahami sebuah sistem rangkaian listrik dan rangkaian elektronik, terlebih dahulu harus mengerti teori dasar listrik termasuk di antaranya pemahaman elektron dan besaran-besaran listrik dasar seperti kuat arus, tegangan, dan daya listrik; pengenalan kode dan simbol-simbol listrik; pemahaman rangkaian dasar listrik dan elektronik; dan cara kerja setiap komponen.

Rangkaian dasar listrik terdiri dari 3 (tiga) bagian pokok yaitu:
1.    Sumber tegangan. Sumber tegangan (Power Supply) dapat berupa tegangan AC (bolak-balik) 220-240 VAC dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau tegangan DC (searah) seperti halnya Accu (Battery)
2.    Penghubung (konduktor). Berupa kawat tembaga, kabel, atau benda lain yang bersifat penghantar
3.    Load (beban). Berupa perangkat listrik atau elektronik seperti televisi, kulkas, mesin cuci, komputer, motor listrik, radio, lampu, LED, dan lain-lain
Ketiga bagian pokok rangkaian listrik tersebut dapat dihubungkan atau diputus melalui sebuah switch (saklar). Ketika saklar ditutup, arus listrik akan mengalir dari sumber tegangan melalui beban sehingga beban akan bekerja, dan akan terputus ketika saklar dibuka untuk mematikan beban.

Besarnya arus yang mengalir tergantung besarnya tegangan sumber dan besarnya resistansi beban. Dalam hal ini resistansi kawat penghantar dihiraukan atau dianggap nol (0 Ohm). Makin besar tegangan sumber, maka akan makin besar arus yang mengalir ke beban. Sebaliknya, jika resistansi beban makin besar, maka arus yang mengalir pada rangkaian listrik tersebut akan makin kecil. Dalam kondisi ini Hukum Ohm berlaku.

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.

Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:



I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere (A), V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan Volt (V), dan R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan Ohm. Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827. (Wikipedia)




Electronics Simulation Software

Electronics Simulation Software

Electronics Simulation Software


Banyak faktor penting yang harus dikuasai untuk memahami cara kerja sebuah sistem rangkaian elektronik secara menyeluruh. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah pemahaman notasi dan sismbol-simbol elektronik, karakteristik dan cara kerja setiap komponen elektronika, pemahaman membaca skema elektronik, dan pemahaman terhadap hukum Ohm dan Hukum Kirchoff baik di dalam rangkaian seri maupun rangkaian paralel.

Dengan penguasaan materi pokok tersebut, kita dapat dengan mudah memahami dan menjelaskan cara kerja sebuah sistem elektronika melalui sebuah rangkaian nyata, skema elektronik, atau hanya berupa rangkaian virtual seperti dalam sebuah software simulasi elektronik. Bukan hanya itu, melalui proses penganalisaan yang benar, kita dapat merekayasa menjadi sebuah rangkaian elektronik baru dengan fungsi yang berbeda.

Perancangan dan penganalisaan sebuah rangkaian elektronik dapat dilakukan melalui perakitan sementara pada Project Board (Bread Board). Setelah benar-benar berhasil, rangkaian prototype tersebut dapat diterapkan pada sebuah PCB (Printed Circuit Board).

Cara lain untuk melakukan perancangan dan penganalisaan sebagai sebuah penelitian elektronika ketika membuat rangkaian baru atau sekedar rekayasa dapat dilakukan melaui program simulasi elektronik. Hal ini memungkinkan penghematan biaya dengan menghindari kemungkinan kerugian jika terjadi kerusakan komponen.

Salah satu software simulasi elektronik sederhana untuk merancang dan menganalisa rangkaian elektronik adalah Livewire. Dengan program ini kita dapat membuat rangkaian eletronika dengan memberi nilai-nilai dan tipe setiap komponen elektronika dan menghubungkan komponen-komponen tersebut menjadi sebuah sistem elektronik seperti rangkaian nyata.

Electronics Simulation Software


Software Livewire versi 1.11. ini cukup kecil (sekitar 4,5 M) tetapi memiliki fungsi dan fitur yang cukup banyak terutama untuk melakukan penganalisaan detil sebuah rangkaian elektronik dengan mengukur titik-titik (terminal) yang diperlukan.


Simbol Listrik dan Simbol Elektronik

Simbol Listrik dan Simbol Elektronik


Simbol Listrik
Simbol listrik dan simbol elektronik diperlukan ketika menggambar sebuah sistem rangkain listrik dan rangkaian elektronik. Dengan menggunakan simbol-simbol tersebut, skema rangkaian akan mudah dibuat dan mudah dipahami sehingga proses perakitan pun akan lebih mudah. Di bawah ini adalah beberapa simbol komponen listrik dan komponen elektronika.

Seorang istalatir listrik / electrician akan membaca skema rangkaian listrik sebelum proses pemasangan demikian juga dengan teknisi elektronik. Disamping itu penerapan simbol listrik dan simbol elektronik dapat membantu penelusuran (trouble shooting) ketika perbaikan (service dan maintenamce) diperlukan

SIMBOL
NAMA KOMPONEN
KETERANGAN
Simbol Sambungan

Kabel/ Wire Listrik
Kabel penghubung (konduktor)

Koneksi kabel
Terhubung

Kabel tidak koneksi
Terputus (tidak terhubung)
Simbol Saklar (Switch) dan Simbol Relay

Toggle Switch SPST
Terputus dalam kondisi open

Toggle Switch SPDT
Memilih dua terminal koneksi

Saklar Push-Button (NO)
Terhubung ketika ditekan

Saklar Push-Button (NC)
Terputus ketika ditekan

DIP Switch
Multiswitch(Saklar banyak)

Relay SPST
Koneksi (Open dan Close) digerakan oleh elektromagnetik.

Relay SPDT

Jumper
Koneksi dengan pemasangan jumper

Solder Bridge
Koneksi dengan cara disolder
Simbol Ground

Earth Ground
Referensi 0 sebuah sumber listrik

Chassis Ground
Ground yang dihubungkan pada body sebuah rangkaian listrik

Common/ Digital Ground

Simbol Resistor

Resistor berfungsi untuk menahan arus yang mengalir dalam rangkaian listrik

Resistor

Potensio Meter
Menahan arus dalam rangkaian listrik tetapi nilai resistansi dari 3 titik terminal dapat diatur

Potensio Meter

Variable Resistor
Menahan arus dalam rangkaian listrik tetapi nilai resistansi dari 2 titik terminal dapat diatur

Variable Resistor
Simbol Condensator (Kapasitor)

Condensator Bipolar
Berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara waktu

Condensator Nonpolar

Condensator Bipolar
Electrolytic Condensator (ELCO)

Kapasitor berpolar
Electrolytic Condensator (ELCO)

Kapasitor Variable
Condensator yang nilai kapasitansinya dapat diatur
Simbol Kumparan (Induktor)

Induktor, lilitan, kumparan, spul, coil
Dapat menghasilkan medan magnet ketika dialiri arus listrik

Induktor dengan inti besi
Kumparan dengan inti besi seperi pada trafo

Variable Induktor
Lilitan yang nilai induktansinya dapat diatur
Simbol Power Supply

Menghasilkan tegangan searah tetap (konstan)

Sumber Arus
Menghasilkan sumber arus tetap

Sumber tegangan AC
Sumber teganga bolak-balik seperti dari PLN (Perusahaan Listrik Negara)

Generator
Penghasil tegangan listrik bolah-balik seperti pembangkit listrik di PLN (Perusahaan Listrik Negara)

Battery
Menghasilkan tegangan searah tetap

Battery lebih dari satu Cell
Menghasilkan tegagan searah tetap

Sumber tegangan yang dapat diatur
Sumber tegangan yang berasal dari rangkaian listrik lain

Sumber arus yang dapat diatur
Sumber arus yang berasal dari rangkaian listrik lain
Simbol Meter (Alat Ukur)

Volt Meter
Mengukur tegangan listrik dengan satuan Volt

Ampere Meter
Mengukur arus listrik dengan satuan Ampere

Mengukur resistansi dengan satuan Ohm

Watt Metter
Mengukur daya listrik dengan satuan Watt
Simbol Lampu
Lampu
Akan menghasilkan cahaya ketika dialiri arus listrik
Lampu

Lampu
Simbol Dioda

Berfungsi sebagai penyearah yang dapat mengalirkan arus listrik satu arah (forward bias)

Dioda Zener
Penyetabil Tegangan DC (Searah)

Dioda Schottky
Dioda dengan drop tegangan rendah, biasanya terdapat dalam IC logika

Dioda Varactor
Gabungan Dioda dan Kapasitor

Dioda Tunnel
Dioda Tunnel

LED (Light Emitting Diode)
Akan menghasilkan cahaya ketika dialiri arus listrik DC satu arah

Photo Dioda
Menhasilkan arus listrik ketika mendapat cahaya
Simbol Transistor

Arus listrik akan mengalir (EC) ketika basis (B) diberi positif
Transistor Bipolar PNP
Arus listrik akan mengalir (CE) ketika basis (B) diberi negatif

Transitor Darlington
Gabungan dari dua transistor Bipolar untuk meningkatkan penguatan

Transistor JFET-N
Field Effect Transistor kanal N

Transistor JFET-P
Field Effect Transistor kanal P

Transistor NMOS
Transistor MOSFET kanal N

Transistor PMOS
Transistor MOSFET kanal P
Simbol Komponen Lain

Motor
Motor Listrik

Trafo, Transformer, Transformator
Bel Listrik
Berbunyi ketika dialiri arus listrik

Buzzer
Penghasil suara buzz saat dialiri arus listrik

Fuse, Sikring
Pengaman. Akan putus ketika melebihi kapasitas arus

Fuse, Sikring

Bus
Terdiri dari banyak jalur data atau jalur address

Bus

Bus

Opto Coupler
Sebagi isolasi antar dua rangkaian yang berbeda. Dihubungkan oleh cahaya

Speaker
Mengubah signal listrik menjadi suara

Mic, Microphone
Mengubah signal suara menjadi arus listrik

Op-Amp, Operational Amplifier
Penguat signal input

Schmitt Trigger
Dapat mengurangi noise

ADC, Analog to Digital
Mengubah signal analog menjadi data digital

DAC, Digital to Analog
Mengubah data digital menjadi signal analog

Crystal, Ocsilator
Penghasil pulsa
Simbol Antenna

Antenna
Pemancar dan penerima signa radio

Antenna

Dipole Antenna
Gabungan dari simple Antenna
Simbol Gerbang Logika (Digital)

NOT Gate
Output akan merupakan kebalikan input

AND Gate
Output akan 0 jika salah satu input 0

NAND Gate
Output akan 1 jika salah satu input 0

OR Gate
Output akan 1 jika salah satu input 1

NOR Gate
Output akan0 jika salah satu input 1

EX-OR Gate
Output akan 0 jika input sama

D-Flip-Flop
Dapat berfungsi sebagai penyimpad data

Multiplexer 2 to 1
Menyeleksi salah satu data input yang akan dikirim ke output

Multiplexer 4 to 1

D-Multiplexer 1 to 4
Menyeleksi data input untuk dikirim ke salah satu output

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Sponsered by Free Blog templates | Blog Tips by Best Blogging Tutorials