Rabu, 17 April 2013

ALAMAT IP / IP ADDRESS

ALAMAT IP / IP ADDRESS
TCP/IP (Transmission Control Protocal / Internet Protocol) adalah sekelompok protocol yang mengatur komunikasi data di internet. Dapat juga digambarkan sebagai bahasa yang sama sehingga komputer – komputer dalam jaringan dapat saling berkomunikasi.
Metode standar pengalamatan komputer (IP) berupa bilangan 32 bit yang dipisahkan oleh titik setiap 8 bit. 

Bentuk alamat IP dalam bilangan biner sbb:
xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx dimana setiap symbol “x” diganti oleh angka 0 dan 1. contoh :             11000000.10100000.00000000.00000001     → Biner
             192     .    160      .        0      .        1               → Desimal
Nilai terbesar bilangan biner 8 bit adalah 255, maka jumlah alamat IP yang tersedia adalah :
            255 x 255 x 255 x 255.

Alamat IP merupakan pasangan dari : Network ID (identitas jaringan) & Host ID (identitas host dalam sebuah jaringan)
Fungsi Network ID adalah untuk menunjukan alamat jaringan tempat komputer itu berada.
Fungsi Host ID adalah sebagai penunjuk komputer / peralatan lain yang memiliki alamat tertentu dalam sebuah jaringan.

Kelompok IP. Dikelompokan menjadi 5 kelas, yaitu : kelas A, B, C, D, &  E. Tapi yang sering kita gunakan kelas A, B, C. Kelas D biasa digunakan untuk multicast, sedangkan kelas E biasa digunakan untuk keperluan Eksperimental.
KELAS
JANGKAUAN IP
JUMLAH IP MAX.
A
1.xxx.xxx.xxx – 126.xxx.xxx.xxx
16.777.214
B
128.0.xxx.xxx – 191.255.xxx.xxx
65.352
C
192.0.0.xxx – 223.255.255.xxx
254
X : menyatakan dan Host ID. Angka decimal menyatakan Network ID
Subnet Mask. Merupakan angka biner 32 bit yang digunakan untuk :
  1. Membedakan Network ID dan Host ID
  2. Menunjukan letak Host, apakah dalam jaringan local atau jaringan luar.

Istilah IP.
  1. IP Private. Merupakan alamat IP yang hanya dikenal pada jaringan local/internet.
Contoh :          192.168.100.1,            172.16.33.2,    10.54.64.100
Range IP Private :
  1. IP Public. Merupakan alamat IP yang dikenal di internet.
Contoh : 202.169.224.4,         72.36.129.90,              66.94.234.13.
  1. IP Static. Merupakan IP yang diisi secara manual pada komputer atau peralatan lain yang menggunakan protocol TCP/IP.
  2. IP Dinamic. Merupakan IP yang diberikan secara otomtis oleh komputer itu sendiri atau dari sebuah server DHCP (Dinamic Host Configuration Protocol)
SUBNET

Subnet adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit.

Apa gunanya Subnetting?
untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet.
Memperbanyak jumlah network (LAN)
Mengurangi jumlah host dalam satu network
Tujuan lain dari subnetting yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mengurangi tingkat kongesti (gangguan/ tabrakan) lalu lintas data dalam suatu network.

KEUNTUNGAN SUBNET
Mempermudah pengelolaan
Untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas ruas gang

Mengapa Perlu Subnet ?
 Jumlah IP Address Versi 4 sangat terbatas, apalagi jika harus memberikan alamat semua host di Internet. Oleh karena itu, perlu dilakukan efisiensi dalam penggunaan IP Address tersebut, supaya dapat mengalamati semaksimal mungkin host yang ada dalam satu jaringan.
 Konsep subnetting dari IP Address merupakan teknik yang umum digunakan di Internet untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.

Singkatnya
Mengapa Perlu Sub-Netting?
 Efisiensi penggunaan IP Address
 Pendelegasian kekuasaan untuk pengaturan IP Address.
 Mempermudah manajemen jaringan
 Mengatasi masalah perbedaan hardware dan topologi fisik jaringan


Sub-netting menggunakan netmask untuk membagi network menjadi lebih banyak
Pembagian satu kelas network menjadi sejumlah subnetwork
Contoh : IP Network Klas A : 10.0.0.0 dengan netmask 255.0.0.0 (16.777.214 host untuk tiap kelas) bila netmask diganti menjadi 255.128.0.0, maka bisa dibentuk 2 subnet dengan jumlah host per subnet 8.388.606

Pemindahan “garis pemisah” antara bit-bit network dengan bit-bit host.
contoh : untuk menghubungkan 254 host dalam satu jaringan, digunakan netmask: 255.255.255.0. Tetapi bila komputer host yang akan dihubungkan sejumlah 300 unit, maka kita harus menggeser bit network /24 menjadi /23. netmask : 255.255.255.0 menjadi 255.255.254.0
(Sejumlah bit pada kelompok bit network dialihkan menjadi bit-bit host). Bisa juga sebaliknya (Sejumlah bit pada kelompok bit host dialihkan menjadi bit-bit network).

Implementasi Sub-Netting
 Menggunakan subnetmask
Format subnetmask sama dengan format IP Address ( 32 bit ).
contoh: 255.255.255.0
Bit-bit IP Address yang di-masking akan dianggap sebagai bit-bit network
11000000.10101000.00000000.00000001 = 192.168.0.1      ( IP Address )
11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0 ( sub net mask )

IP Privat dan subnet mask default
Apa itu SUBNET MASK? Subnet mask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya


Perhitungan Subnetting
Semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah:
Jumlah Subnet
Jumlah Host per Subnet
Blok Subnet
Alamat Host dan Broadcast

Tabel bantu untuk perhitungan subnet.



Penulisan IP address 192.168.7.2/24 Bisa di artikan menjadi :
IP address : 192.168.7.2
Subnet mask : 255.255.255.0

Contoh:
Desimal 160 di ubah menjadi biner : 128 + 32 =160

1          0          1          0          0          0          0          0
27         26         25         24         23         22         21         20
128      64        32        16        8          4          2          1
Jadi bilangan Biner  : 10100000 memiliki nilai decimal : 160

Kenapa memakai  “/24” ?!!
/24 diambil dari perhitungan bahwa 24 subnet mask yang diselubungi dengan biner 1
11111111.11111111.11111111.00000000
255.                 255.     255.                 0

Subnet mask yang digunakan untuk subnetting
Contoh – Subnetting IP Address class C -1-

NETWORK ADDRESS 192.168.7.0/26

AnalisAnalisa
192.168.7.0     → Class C
/26 berarti :      11111111.11111111.11111111.11000000
255.            255.             255.          192 → subnet mask
Pertanyaan :
Jumlah Subnet
Jumlah Host per Subnet
Blok Subnet
Alamat Host dan Broadcast

Contoh – Subnetting IP Address class C -2-
Perhitungan Perhitungan :
Jumlah subnet = 2 X , dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2 y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2 6 - 2 = 62 host

Blok Subnet = 256 - 192=64, berarti nilai oktet terakhir subnet mask = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,192

Contoh – Subnetting IP Address class C -3-
Alamat host dan broadcast yang valid ?
Subnet                        192.168.7.0                 192.168.7.64               192.168.7.128             192.168.7.192
Host Pertama             192.168.7.1                 192.168.7.65               192.168.7.129             192.168.7.193
Host Terakhir            192.168.7.62               192.168.7.126             192.168.7.190             192.168.7.254
Broadcast                   192.168.7.63               192.168.7.127             192.168.7.192             192.168.7.255


Latihan – Subnetting IP Address Class C
Dengan cara yang sama, silahkan coba dengan menggunakan subnet yang lain ?
Subnet MasSubnet Mask CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

Contoh – Subnetting IP Address class B
Kelas B, berarti subnetting menggunakan oktet 3 dan 4 (saya pisah menjadi 2 tabel ya).
Semua subnet mask dengan CIDR → /17 sampai /30

Subnet Mas CIDR                Subnet Mask CIDR
255.255.128.0 /17                   255.255.255.128 /25
255.255.192.0 /18                   255.255.255.192 /26
255.255.224.0 /19                   255.255.255.224 /27
255.255.240.0 /20                   255.255.255.240 /28
255.255.248.0 /21                   255.255.255.248 /29
255.255.252.0 /22                   255.255.255.252 /30
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24

Contoh – Subnetting IP Address class B -2-
NETWORK ADDRESS 172.16.0.0/18

AnalisAnalisa
172.16.0.0 → Class B.            /18 berarti :
11111111.11111111.11000000.00000000
255.255.192.0 → subnet mask

Contoh – Subnetting IP Address class B -3-
Perhitungan Perhitungan :
Jumlah subnet = 2 X ,dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2 2 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2 y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2 1 4 - 2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 - 192=64 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,192


Contoh – Subnetting IP Address class B -4-
Alamat host dan broadcast yang valid ?
Subnet            172.16.0.0                   172.16.64.0                 172.16.128.0   172.16.192.0
Host Pertama 172.16.0.1                   172.16.64.1                 172.16.128.1   172.16.192.0
Host Terakhir            172.16.63.254             172.16.127.254           172.16.191.254           172.16.255.254
Broadcast                   172.16.63.255             172.16.127.255           172.16.191.255           172.16.255.255


Contoh – Subnetting IP Address class B -5-
Kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30.
Contoh network address 172.16.0.0/25.
AnalisAnalisa
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Contoh – Subnetting IP Address class B -6-
PenghitungPenghitungan
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)

Contoh – Subnetting IP Address class B -7-
Alamat host dan broadcast yang valid ?
SubneSubnet             172.16.0.0                   172.16.0.128   172.16.1.0                   172.16.255.128
Host  Pertama            172.16.0.1                   172.16.0.129   172.16.1.1                   172.16.255.129
Host Terakhir            172.16.0.126   172.16.0.254   172.16.1.126   172.16.255.254
Broadcast                   172.16.0.127   172.16.0.255   172.16.1.127   172.16.255.255

Contoh – Subnetting IP Address class A
Kelas A, berarti subnetting menggunakan oktet 2, 3 dan 4.
Semua subnet mask dengan CIDR → /8 sampai /30

Contoh Contoh :
NETWORK ADDRESS 10.0.0.0/16
Analisa
10.0.0.0 → Class A.    /16 berarti :
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0 → subnet mask

Contoh – Subnetting IP Address class A
Perhitungan Perhitungan :
Jumlah subnet = 2 X ,dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2 8 = 256 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2 y - 2, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2 1 6 - 2 = 65534 host
Blok Subnet = 256 - 255=1 , (nilai oktet terakhir subnet mask) = 1. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 1, 2, 3, dst

Contoh – Subnetting IP Address class A
Alamat host dan broadcast yang valid ?!
SubneSubnet             10.0.0.0                       10.1.0.0                       10.2.0.0                       10.255.0.0
Host  Pertama            10.0.0.1                       10.1.0.1                       10.2.0.1                       10.255.0.1
Host Terakhir            10.0.255.254   10.1.255.254   10.2.255.254   10.255.255.254
Broadcast                   10.0.255.255   10.1.255.255   10.2.255.255   10.255.255.255


Layer Model OSI

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).
Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.
Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
  • Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.
  • Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
  • Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.
Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol OSI Reference Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980-an, dengan mengimplementasikan beberapa standar yang disebut dengan Government Open Systems Interconnection Profile (GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya ditinggalkan pada tahun 1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan OSI Reference model jarang dijumpai di luar Eropa.
OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan berinteraksi.
OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni sebagai berikut
Lapisan ke-
Nama lapisan
Keterangan
7
Pada lapisan ini interaksi dengan manusia dilakukan.
HTTP (Hipertext Transfer Protocol) , FTP (File Transfer Protocol), NFS (Network File System) dan SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) adalah contoh protokol di lapisan aplikasi. Manusia berada di lapisan ini dan berinteraksi dengan aplikasinya. Sehingga lapisan ini paling banyak di lihat / digunakan oleh pengguna jaringan..
6
Lapisan presentasi berurusan dengan presentasi data, sebelum data mencapai lapisan aplikasi. Pekerjaan di lapisan ini dapat berupa MIME enkoding, kompresi data, pengecekan format, pengurutan byte dsb.
Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
5
Lapisan sesi mengatur sesi komunikasi secara logika (virtual) antara aplikasi, juga untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan.
NetBIOS dan RPC (Remote Procedure Call) adalah dua (2) contoh dari protokol dilapisan nomor lima.
4
Lapisan transport memberikan metoda untuk mencapai jasa tertentu di sebuah node di jaringan. Contoh protokol TCP (Transmision Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol).
TCP, akan memastikan bahwa semua data tiba di tujuan dengan selamat, dan akan merakit, dan memberikan ke lapisan selanjutnya dalam urutan yang benar.
UDP adalah sebuah protokol “connectionless” yang biasanya digunakan untuk streaming video dan audio.
3
IP (Internet Protocol) adalah protokol yang sering digunakan pada lapisan network. Lapisan ini adalah lapisan dimana proses routing terjadi. Paket akan meninggalkan sambungan jaringan lokal dan di kirim ulang ke jaringan lain. Router menjalankan fungsi ini di sebuah jaringan dengan mempunyai paling tidak dua antar muka jaringan, satu untuk setiap jaringan agar dapat saling terinterkoneksi.
Node (komputer tunggal yg tersambung dlm sebuah network) di Internet dapat dihubungi melalui alamat IP mereka yang unik secara global. Sebuah protokol di lapisan jaringan (network) yang sangat penting adalah ICMP (Internet Control Message Protocol), yang merupakan protokol khusus yang memberikan berbagai berita manajemen jaringan yang dibutuhkan untuk operasi IP yang benar.
2
Pada saat dua atau lebih node berbagi media fisik yang sama, contoh, beberapa komputer tersambung ke sebuah hub, atau sebuah ruangan yang penuh dengan peralatan wireless yang semua menggunakan kanal yang sama, maka mereka akan menggunakan lapisan data link untuk berkomunikasi satu sama lain.
Contoh protokol data link yang sering digunakan adalah Ethernet, Token Ring, ATM (Asynchronous Transfer Mode) , dan protokol jaringan wireless (802.11a/b/g). Komunikasi pada lapisan ini semua terjadi secara lokal, karena semua node yang tersambung pada lapisan ini berkomunikasi satu sama lain secara langsung. Lapisan ini kadang kala di kenal sebagai lapisan MAC (Media Access Control). Pada jaringan yang banyak kita gunakan menggunakan model Ethernet, node dikenali oleh alamat MAC mereka.
Alamat MAC adalah nomor /alamat 48 bit yang unik yang di berikan ke semua peralatan / card jaringan pada saat dibuat.

Menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
1
Lapisan fisik adalah lapisan paling bawah pada model OSI, biasanya mengacu pada media fisik dimana komunikasi terjadi. Lapisan fisik dapat berupa kabel LAN CAT5, sekumpulan kabel fiber optik, gelombang radio, pada dasarnya medium yang dapat digunakan untuk mengirimkan sinyal. Kabel yang terpotong, fiber rusak dan kerusakan radio adalah masalah yang terjadi di lapisan fisik.

Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
Beberapa device dapat dikategorikan sebagai OSI Layer 2 (lihat lagi tentang OSI layers  kalau bingung) :
1.      Device pertama adalah Network Interface Card (NIC). NIC ini dikategorikan sebagai layers 2 karena pada NIC ada code yang unik yaitu MAC Address. MAC Address ini digunakan sebagai control data communication untuk setiap host di suatu Local Area Network (LAN). NIC ini yang mengcontrol access host ke media network.
2.      Device kedua adalah Bridge, yaitu device untuk membuat dua atau lebih LAN Segment, dimana setiap LAN Segment tersebut mempunyai collision domain tersendiri…!! Bridge ini yang memfilter traffic diantara dua LAN Segment.

Beberapa fungsi / charateristic Bridge adalah sbb :
1.      Bridge lebih ‘intelligent’ dibandingkan hub, karena bisa menganisa incoming frames dan meneruskan / mendrop yang didasarkan pada address information.
2.      Bridge collect dan pass packet diantara dua atau lebih LAN Segment.
3.      Bridge membuat multiple collision domains, dimana dimungkinkan lebih dari satu devices mentrasmisikan secara simultan tanpa menyebabkan collision.
4.      Bridge me-maintain MAC Address table.
5.      Device lain adalah layer 2 switch (karena ada juga nanti Switch yang masuk ke layer3) Switch ini sering menggantikan fungsi hub / repeater, karena disamping harganya sekarang sudah mulai murah… juga performance yang lebih bagus. Switch ini juga digunakan sebagai multiple bridge.. jadi cara kerjanya mirip dengan bridge. hal ini disebabkan untuk setiap switch port bertindak sebagai micro bridge, dan ini memberikan efek untuk setiap host yang terconnect mendapatkan full bandwidth… !!!
Switch ini juga digunakan sebagai multiple bridge.. jadi cara kerjanya mirip dengan bridge. hal ini disebabkan untuk setiap switch port bertindak sebagai micro bridge, dan ini memberikan efek untuk setiap host yang terconnect mendapatkan full bandwidth…
Switch memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bridge biasa antara lain dalam hal “Forwarding Method” pada paket yang lewat. Ada empat jenis Forwarding method yang dimiliki switch yaitu:

  1. Store and Forward, paket yang berupa frame dikumpulin dulu semua kemudian dilakukan pengecekan ” checksum” atas paket tersebut. Lalu diteruskan ke network segment tujuan.
  2. Fragment Free, Pengecekan dilakukan pada 64 bytes awal dari frame.
  3. Cut Through, hanya di cek pada saat frame hardware address sampai
  4. Adaptive Switching, pengecekan otomatis akan menggunakan salah satu dari metode2 diatas

Layer Model Referensi TCP/IP
TCP/IP dikembangkan sebelum model OSI ada. Namun demikian lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. Protokol TCP/IP hanya dibuat atas lima lapisan saja: physical, data link, network, transport dan application. Hanya lapisan aplikasi pada TCP/IP mencakupi tiga lapisan OSI teratas, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut. Khusus layer keempat, Protokol TCP/IP mendefinisikan 2 buah protokol yakni Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol Protocol (UDP). Sementara itu pada lapisan ketiga, TCP/IP mendefiniskan sebagai Internetworking Protocol (IP), namun ada beberapa protokol lain yang mendukung pergerakan data pada lapisan ini.
Model Referensi pada TCP/IP memliki 5 lapisan, yaitu:
Lapisan ke-
Nama lapisan
Keterangan
5
Kombinasi lapisan-lapisan session, presentation dan application pada OSI yang menyediakan komunikasi diantara proses atau aplikasi-aplikasi pada host yang berbeda: telnet, ftp, http, dll.
4
Pada lapisan ini terbagi menjadi dua, UDP dan TCP
  1. User Datagram Protocol (UDP) UDP adalah protokol process-to-process yang menambahakan hanya alamat port, check-sum error control, dan panjang informasi data dari lapisan di atasnya. (Connectionless)
  2. Transmission Control Protocol (TCP) TCP menyediakan layanan penuh lapisan transpor untuk aplikasi. TCP juga dikatakan protokol transport untuk stream yang reliabel. Dalam konteks ini artinya TCP bermakna connectionoriented, dengan kata lain: koneksi end-to-end harus dibangun dulu di kedua ujung terminal sebelum kedua ujung terminal mengirimkan data. (Connection Oriented)




3
Berkaitan dengan routing data dari sumber ke tujuan. Pelayanan pengiriman paket elementer. Definisikan datagram (jika alamat tujuan tidak dalam jaringan lokal, diberi gateway = device yang menswitch paket antara jaringan fisik yang beda; memutuskan gateway yang digunakan). Pada lapisan ini TCP/IP mendukung IP dan didukung oleh protokol lain yaitu RARP, ICMP, ARP dan IGMP.
1.      Internetworking Protocol (IP) Adalah mekanisme transmisi yang digunakan oleh TCP/IP. IP disebut juga unreliable dan connectionless datagram protocol-a besteffort delivery service. IP mentransportasikan data dalam paket-paket yang disebut datagram.
2.      Address Resolution Protocol (ARP) ARP digunakan untuk menyesuaikan alamat IP dengan alamatfisik (Physical address).
3.      Reverse Address Resolution Protocol (RARP) RARP membolehkan host menemukan alamat IP nya jika dia sudah tahu alamat fiskinya. Ini berlaku pada saat host baru terkoneksi ke jaringan.
4.      Internet Control Message Protocol (ICMP) ICMP adalah suatu mekanisme yang digunakan oleh sejumlah host dan gateway untuk mengirim notifikasi datagram yang mengalami masalah kepada host pengirim.Internet
5.      Group Message Protocol (IGMP) IGMP digunakan untuk memfasilitasi transmisi message yang simultan kepasa kelompok/group penerima.
2
Berkaitan dengan logical-interface diantara satu ujung sistem dan jaringan dan melakukan fragmentasi atau defragmentasi datagram. Ada juga beberapa pendapat yang menggabungkan lapisan ini dengan lapisan fisik sehingga kedua lapisan ini dianggap sebagai satu lapisan, sehingga TCP/IP dianggap hanya terdiri dari empat lapis. Perhatikan perbandingannya pada kedua gambar di atas.
1
Pada lapisan ini TCP/IP tidak mendefinisikan protokol yang spesifik. Artinya TCP/IP mendukung semua standar dan proprietary protokol lain. Pada lapisan ini ditentukan karakteristik media transmisi, rata-rata pensinyalan, serta skema pengkodean sinyal dan sarana sistem pengiriman data ke device yang terhubung ke network.
 5.255.255.252 /30k i Jumlah  ________________________________________________________________________________________________

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda di Sini, dan di Harapkan Berkomentar Dengan Bahasa Yang Baku dan Sopan, Demi Kenyamanan Bersama Terimakasih.

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Sponsered by Free Blog templates | Blog Tips by Best Blogging Tutorials